Dulu sewaktu SMP saya memiliki kegemaran menulis cerpen,
ketika berhadapan dengan kertas dan pena fokus saya meningkat dan tenggelam
dalam kegiatan menulis cerpen tersebut, pada waktu itu saya tergabung dalam
ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja atau disingkat KIR, seingat saya dalam
seminggu setiap anggota harus menyetorkan karyanya baik berupa cerpen maupun
gambar untuk ditempelkan di mading sekolah, saya juga bertanggung jawab
mengenai mading tersebut, teman teman mengumpulkan karyanya ke saya lalu saya
tempelkan ke mading, cerpen yang saya buat hanya cerita cerita remeh tetapi
saya tidak penah kehabisan ide untuk menulis, hanya satu kendala saya dalam
menulis yaitu tulisan saya yang jelek, tidak tahu kenapa, mau seberusaha apa
saya membuat tulisan menjadi bagus tetap saja tidak bisa membuatnya menjadi
bagus, bahkan bakat ini berlanjut sampai sekarang.
Di waktu SMP juga saya pernah mengikuti lomba menulis cerpen yang
diadakan di SMAN 2 Pangkajene yang sekarang berubah nama menjadi SMAN 11 Pangkep
dan yang nantinya juga saya melanjutkan pendidikan di sana, seingat saya lagi
hanya saya laki laki dalam lomba itu tapi gak tau juga sih kalau ada laki laki
lain soalnya saya datang terlambat jadi pas sampai di lokasi, saya langsung
ngebut untuk mengejar ketinggalan, latihan yang saya siapkan untuk lomba
tersebut tidak tanggung tanggung, saya sangat sering bolak balik menghadap ke
guru Bahasa Indonesia untuk mengoreksi cerpen yang saya buat dan ketika cerpen
itu jadi yang saya lakukan adalah menulis ulang berkali kali selama kurang
lebih seminggu hal itu saya lakukan agar tulisan saya menjadi lebih baik tetapi
hasilnya tetap aja jelek wkwkwkwkw, dan saya tidak menang dalam lomba tersebut.
Di akhir kelas 1 saya di ikutkan lomba keker di bidang
majalah dinding, kami berkelompok membuat mading dengan tema “Kota Impian”,
kami melakukan persiapan selama beberapa minggu dan tentu saja saya membuat
cerpen untuk dipajang di mading, saya membuat cerpen berjudul Menara Di Kota
Impian, hanya cerpen tersebut yang dapat terselamatkan sampai sekarang sehingga
saya masih dapat melihatnya dan mungkin akan saya post di postingan berikutnya,
seingat saya perlombaan tersebut 3 hari, setiap ada orang yang mampir di mading
kami maka kami akan menjelaskan konsep kota impian yang kami buat dan kami
menang dengan kategori kreatif dikarenakan bahan yang kami buat untuk membuat
mading menggunakan bahan bekas
Saat kelas 3 ada semacam program membuat buletin, nah... buletin tersebut terdapat segmen pemberitaan saat upacara yang isinya kondisi
upacara pada hari itu serta kesimpulan amanat Pembina upacara, 2 orang
ditugaskan setiap senin, satu sebagai fotografer dan satu lagi sebagai
jurnalis, dan saya menjadi jurnalisnya, dengan percaya dirinya saya berdiri
diluar barisan upacara menulis apa yang seharusnya saya tulis, pada saat itu
saya merasa seperti jurnalis yang ada di tv-tv.
Sayangnya sewaktu SMA kegiatan menulis saya berkurang drastis
saya hanya membuat 2 karya itupun karena tugas autobiografi dan novel yang
katanya menurut kabar yang beredar menjadi syarat kelulusan, alasan saya kurang
aktif dan mengembangkan minat menulis saya dikarenakan saya disibukkan dengan
hal lain juga klub mading tidak begitu aktif bahkan setelah saya naik
kelas 2 klub tersebut tidak dilanjutkan.
Sekarang untuk membuat satu cerita saja rasanya begitu sulit
dan hanya bisa mengenang masa dimana saya dapat dengan cepat berhayal dan
menuliskan imajinasi ke dalam kertas.