Sabtu, 29 April 2023

Noda Pertama di Hari Kemenangan Idul fitri

Ilustrasi Noda | Rukita.co

Setelah berpuasa selama sebulan penuh, umat muslim di seluruh dunia merayakan hari kemenangan atau juga biasa disebut hari raya Idul Fitri. Idul Fitri pun dikenal sebagai hari di mana manusia diampuni dosa-dosanya menjadi seperti bayi yang baru lahir atau juga seperti kertas putih yang bersih, tanpa salah dan tanpa dosa. Hal tersebut dikarenakan umat muslim telah melewati bulan Ramadan, bulan yang penuh ampunan di dalamnya.

Seluruh umat muslim pastinya sangat bergembira ketika hari raya Idul Fitri tiba. Selain menjadi seperti bayi yang baru lahir, hari raya Idul Fitri juga menjadi ajang menjalin silaturahmi kepada keluarga, tetangga, dan juga teman-teman.


Dosa Pertama di Hari Raya Idul Fitri


Meskipun perihal dosa hanya Allah yang menilai, tetapi kita dapat melihat beberapa perilaku umum yang ditemui di tengah masyarakat ketika hari raya Idul Fitri tiba yang bertentangan dengan ajaran serta anjuran yang telah ditetapkan Islam. Setidaknya terdapat tiga noda pertama yang umat muslim lakukan ketika hari raya Idul Fitri.


#1 Meninggalkan Salat 


Karena hari raya Idul Fitri identik dengan menjalin silaturahmi, biasanya orang-orang menyiapkan berbagai menu makanan untuk menyambut tamu di keesokan hari. Namun tak jarang, karena saking bersemangatnya dalam mempersiapkan makanan, sampai-sampai ia ketiduran dan tidak mengerjakan salat Subuh. Karena bangun kesiangan, ia pun bergegas untuk bersiap-siap untuk mengikuti salat Idul Fitri.


Miris sebenarnya, yang mana ia lebih mementingkan ibadah sunnah dibanding ibadah wajib. Padahal dalam kaidah Islam, ibadah wajib jika ditinggalkan akan menimbulkan dosa, sedangkan untuk ibadah sunnah jika meninggalkannya akan mendapat kerugian tetapi tidak mendapat dosa. Maka menomorsatukan ibadah wajib merupakan hal yang utama.


Salat Zuhur pun kerap ditinggalkan oleh umat muslim ketika hari raya Idul Fitri. Karena makan kebanyakan yang membuat tubuh menjadi mengantuk sehingga ia tertidur dan melewatkan ibadah salat Zuhur.


#2 Gosip


Berkumpul bersama keluarga merupakan kegiatan yang menyenangkan. Saling berbagi cerita, pengalaman, serta sedikit mengenang masa lalu adalah hal yang tak luput ketika berkumpul bersama keluarga. Namun, tidak jarang sebagian dari kita memasukkan unsur gosip di sela-sela pembicaraan sesama keluarga. 


Membicarakan keburukan teman sekantor, tetangga, bahkan salah satu keluarga yang tidak hadir seakan-akan menjadi bumbu yang sedap untuk dibicarakan. Bukannya malah menjadi perkumpulan yang penuh kasih tetapi kegiatan kumpul keluarga menjadi acara ngerumpi.


#3 Pamer


Pamer atau dalam islam dikenal dengan riya juga menjadi salah satu noda pertama yang dilakukan saat hari raya Idul Fitri. Momen berkumpul bersama keluarga kerap  dijadikan ajang untuk menunjukkan harta, keberhasilan, pencapaian serta membanggakan diri secara berlebihan. 


Perilaku pamer atau riya dekat kaitannya dengan sifat sombong. Sembari menceritakan serta menunjukkan keberhasilan dan harta, ia juga merendahkan orang lain yang ia rasa tidak selevel dengan dirinya.


Mestinya dengan berlalunya bulan suci Ramadan membuat diri lebih berhati-hati atas segala dosa. Makna berpuasa selama sebulan penuh salah satunya melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu, sehingga setelah melatih diri selama sebulan penuh hal tersebut akan berdampak ketika bulan Ramadan telah berlalu. 


Hal-hal  yang telah dilakukan dan diusahakan  di bulan Ramadan seperti menjaga ucapan, rajin melaksanakan salat lima waktu dan hal baik lainnya harus diteruskan setelah bulan Ramadan usai. Meskipun manusia bukanlah makhluk sempurna yang bersih dari kesalahan dan dosa, namun ada baiknya untuk selalu menjaga diri agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan dosa sehingga memberikan noda di kertas putih yang telah dibersihkan.