“ Kita menderita lebih
dari imajinasi kita daripada kenyataan.”- Saneca.
Bagi kalian yang sering overthinking maka perkataan Seneca dapat kita jadikan obat untuk menghilangkan pikiran tersebut, memang kadang kita menyiksa diri kita sendiri dengan pikiran pikiran kita yang terlalu ekstrem sehingga membuat kita tidak fokus atas apa yang akan kita kerjakan. Contohnya besok kita akan presentase di kelas, maka dipikiran kita sudah membuat skenario bahwa besok kita akan salah ngomong, berbuat kesalahan, tidak bisa menjawab pertanyaan, atau lainnya.
Sebuah artikel di Hufflington Post berjudul “ 85
Percent of What Worry Never Happen” yang mengutip study mengenai kekhawatiran
yang tidak terjadi. Sejumlah responden diminta untuk mencatat kekhawatiran
mereka selama beberapa waktu. Di akhir periode studi mereka diminta untuk
menandai kekhawatiran yang benar terjadi. Ternyata, 85% dari apa yang mereka
khawatirkan tidak terjadi, hanya 15% kekhawatiran yang benar terjadi, 79%
responden menemukan bahwa mereka mampu mengatasi lebih baik dari apa yang
mereka pikir, atau ternyata kesulitan yang mereka hadapi megajarkan
pelajaran berharga. Kesimpulannya adalah banyak dari kekhawatiran kita tidak
lebih dari pikiran kita yang ketakutan dan tidak siap menghadapi apa yang akan
terjadi .
Kita perlu mengenal Dikotomo Kendali,
singkatnya sesuatu di dunia ini dapat dibagi menjadi dua. yaitu
pertama, sesuatu yang dapat kita kendalikan , ini hanya pikiran dan
perbuatan kita, kedua, sesuatu yang tidak dapat kita kendalikan, seperti cuaca
esok hari, opini orang lain, jodoh, musibah dan lainnya. Seringkali
kita terlalu memperhatikan hal hal yang diluar kendari kita dan tanpa
memperhatikan apa yang berada dikendali kita, hal ini membuat kita bergantung
kepada hal yang tidak pasti. Kita ambil contoh sebelumnya bahwa besok
kita akan melakukan presentasi di kelas, maka yang perlu kita siapkan
adalah bahan meteri presentasi kita, kita siapkan power point yang indah, kita
susun strategi penyampaian yang menarik, kita maksimalkan apa yang
dapat kita maksimalkan, jangan sampai karena kita memikirkan ketakutan akan
prresentasi, kita pikirkan kegagapan kita saat menjawab pertanyaan, kita
pikirkan pandangan jelek orang lain sehingga membuat kita tidak maksimal dalam
mengerjakan presentasi kita dan dapat kita pastikan bahwa ke esokan harinya presentasi
kita tidak akan berjalan baik, atau bisa saja kita tidak menghadiri presentasi
tersebut karena ketakutan kita.
Henry Manampiring dalam bukunya memberikan langkah
langkah yang dapat kita lakukan saat kita dikuasai emosi negatif yaitu:
1. Stop
[berhenti], saat kita mulai merasakan emosi negatif seperti overthinking maka
kita harus cepat cepat berhenti memikirkan hal tersebut, cara ini dapat dilatih
di semua emosi negatif begitu mulai terdeteksi
2. THINK
& ASSES [dipikirkan dan dinilai], setelah kita menghentikan pikiran kita
yang jahat marilah kita kembali berfikir bahwa terlalu larut dalam pikiran
negatif tidak ada gunanya setelah itu kita menilai apakah emosi yang terjadi
ini kerena sesuatu yang dapat kita kendalikan atau tidak.
3. RESPOND,
setelah kita memikirkan maka kita bisa memberikan respon dalam bentuk ucapan
atau tidakan, karena pemilihan respon datang sesudah kita memikirkan situasi
baik baik, seperti saat kita memikirkan hal buruk saat akan presentasi, maka setelah
memikirkan bahwa hal buruk tersebut adalah sesuatu diluar kendali kita maka
kita bisa menghentikan pikiran tersbebut dan mulai fokus pada
persiapan kita untuk melakukan presentasi tersebut.
Maka
sejatinya kita perlu melatih pikiran kita agar tidak menjadi penjahat untuk
diri kita sendiri, dengan mengendalikan pikiran kita secara benar maka kita
dapat memaksimalkan apa yang kita tuju.