Saya bergabung ke Instagram pada 21 Agustus
2016 sesuai dengan postingan pertama saya, alasan saya memakai instagram pada
saat itu dikarenakan hampir 80% teman saya menggunakan media sosial ini, sudah
lebih 4 tahun saya menggunakannya hingga saya memutuskan untuk beristirahat
selama 30 hari, dikarenakan instagram ini sudah menjadi racun untuk kehidupan saya, saya tidak bisa fokus dengan apa yang saya kerjakan dikarenakan
sedikit-sedikit cek instagram, saya sering mambandingkan hasil yang saya
dapatkan dengan pencapaian teman teman saya yang mebuat saya insecure, saya tidak pernah absen
seharipun, bahkan setiap kegiatan yang saya lakukan menggunakan smartphone
pasti menyempatkan untuk singgah di Instagram.
Kegiatan yang pertama kali saya
lakukan ketika bangun tidur yaitu membuka instagram untuk melihat Direct message, karena di instagram itu
saya punya grup bersama teman untuk membagikan informasi, video lucu, dan
lainnya. Jadi saya tidak ingin ketinggalan dari apa yang mereka bagikan, ketika
saya kesulitan tidur maka instagram menjadi pelarian saya, instagram ini sangat
membantu untuk membuang buang waktu. Marissa Anita mengatakan dalam videonya di
Greatmind yang berjudul Sindrom Penipu :” Gambar di medsos kebanyakan menunjukkan
kehidupan sempurna, jalan-jalan ke pojok dunia yang eksotis, kulit yang mulus
sempurna, pasangan yang romantis, keluarga harmonis dengan caption yang selalu
manis, tanpa kita sadari kita mulai membandingkan laman medsos orang sekitar
yang keliatannya tanpa cela dengan kehidupan kita yang jauh dari kata sempurna”,
bahkan, dalam
Survei #StatusOfMinde yang
dipublikasikan oleh United Kingdom's
Royal Society for Public Health terhadap pemuda di Inggris, Skotlandia,
Wales, dan Irlandia Utara berusia 14 sampai 24 tahun menunjukan bahwa Instagram
merupakan aplikasi yang paling buruk bagi kesehatan mental, instagram juga
berkaitan dengan tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, bullying, dan FOMO (fobia ketinggalan berita di jejaring
sosial). Saya tidak mengatakan bahwa instagram itu buruk, banyak hal baik ada
di instagram cuman saya yang begitu kecanduan menggunakannya sehingga saya
merasa ini dapat mengganggu proses saya.
Menghapus
instagram yang saya maksudkan adalah
saya beristirahat total dari penggunaannya selama 30 hari. Sebenarnya
saya pernah lepas dari Instagram selama 10 bulan itupun dikarenakan saya masuk
pondok dan sudah menjadi peraturan umum bahwa di pondok pesantren dilarang
untuk menggunakan alat komunikasi, namun, di 10 bulan tersebut tidak 10 bulan
penuh, melainkan ada beberapa hari saya log
in instagram, jadi, kami dapat bermain sosial media jikalau ada teman yang
di jenguk oleh orang tuanya.
Pada
percobaan ini saat tersulit dipekan awal, dikarenakan kebiasaan masih
menggerogoti tanpa sadar saya mencari instagram di hp, jika sebelumnya saat berhadapan dengan waktu
kosong diisi bermain instagram, kini saya berhadapan dengan rasa bosan sehingga
memaksa saya untuk mencari cara untuk mengisi kekosongan tersebut, kadang saya
mengambil ponsel tanpa berfikir, membukanya dan mulai menggesek layar untuk
mencari sesuatu yang menyibukkan pikirian , kemudian saya kembali ke kenyataan
dan menyadari bahwa saya telah menghapus instagram, akhirnya saya mencari
alternatif lain, yaitu membaca buku, sebuah kegiatan yang sudah lama saya tidak
lakukan, dipekan selanjutnya saya merasakan perhatian saya kembali utuh, tidak
lagi mencari ig, bahkan waktu menggunakan hp pun menjadi sangat berkurang, dan tepat
dihari ke 30 ini saya menginstal kembali aplikasi instagram , mari kita
evaluasi diri kita dengan media sosial, jangan sampai kita tidak benar benar
hidup di dunia nyata.