Kamis, 12 November 2020

Menghapus Instagram 30 Hari


                                          


 Saya bergabung ke Instagram pada 21 Agustus 2016 sesuai dengan postingan pertama saya, alasan saya memakai instagram pada saat itu dikarenakan hampir 80% teman saya menggunakan media sosial ini, sudah lebih 4 tahun saya menggunakannya hingga saya memutuskan untuk beristirahat selama 30 hari, dikarenakan instagram ini sudah menjadi racun untuk kehidupan saya, saya tidak bisa fokus dengan apa yang saya kerjakan dikarenakan sedikit-sedikit cek instagram, saya sering mambandingkan hasil yang saya dapatkan dengan pencapaian teman teman saya yang mebuat saya insecure, saya tidak pernah absen seharipun, bahkan setiap kegiatan yang saya lakukan menggunakan smartphone pasti menyempatkan untuk singgah di Instagram.

Kegiatan yang pertama kali saya lakukan ketika bangun tidur yaitu membuka instagram untuk melihat Direct message, karena di instagram itu saya punya grup bersama teman untuk membagikan informasi, video lucu, dan lainnya. Jadi saya tidak ingin ketinggalan dari apa yang mereka bagikan, ketika saya kesulitan tidur maka instagram menjadi pelarian saya, instagram ini sangat membantu untuk membuang buang waktu. Marissa Anita mengatakan dalam videonya di Greatmind yang berjudul  Sindrom Penipu :” Gambar di medsos kebanyakan menunjukkan kehidupan sempurna, jalan-jalan ke pojok dunia yang eksotis, kulit yang mulus sempurna, pasangan yang romantis, keluarga harmonis dengan caption yang selalu manis, tanpa kita sadari kita mulai membandingkan laman medsos orang sekitar yang keliatannya tanpa cela dengan kehidupan kita yang jauh dari kata sempurna”, bahkan, dalam Survei #StatusOfMinde yang dipublikasikan oleh United Kingdom's Royal Society for Public Health terhadap pemuda di Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara berusia 14 sampai 24 tahun menunjukan bahwa Instagram merupakan aplikasi yang paling buruk bagi kesehatan mental, instagram juga berkaitan dengan tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, bullying, dan FOMO (fobia ketinggalan berita di jejaring sosial). Saya tidak mengatakan bahwa instagram itu buruk, banyak hal baik ada di instagram cuman saya yang begitu kecanduan menggunakannya sehingga saya merasa ini dapat mengganggu proses saya.

Menghapus instagram yang saya maksudkan adalah  saya beristirahat total dari penggunaannya selama 30 hari. Sebenarnya saya pernah lepas dari Instagram selama 10 bulan itupun dikarenakan saya masuk pondok dan sudah menjadi peraturan umum bahwa di pondok pesantren dilarang untuk menggunakan alat komunikasi, namun, di 10 bulan tersebut tidak 10 bulan penuh, melainkan ada beberapa hari saya log in instagram, jadi, kami dapat bermain sosial media jikalau ada teman yang di jenguk oleh orang tuanya.

Pada percobaan ini saat tersulit dipekan awal, dikarenakan kebiasaan masih menggerogoti tanpa sadar saya mencari instagram di hp,  jika sebelumnya saat berhadapan dengan waktu kosong diisi bermain instagram, kini saya berhadapan dengan rasa bosan sehingga memaksa saya untuk mencari cara untuk mengisi kekosongan tersebut, kadang saya mengambil ponsel tanpa berfikir, membukanya dan mulai menggesek layar untuk mencari sesuatu yang menyibukkan pikirian , kemudian saya kembali ke kenyataan dan menyadari bahwa saya telah menghapus instagram, akhirnya saya mencari alternatif lain, yaitu membaca buku, sebuah kegiatan yang sudah lama saya tidak lakukan, dipekan selanjutnya saya merasakan perhatian saya kembali utuh, tidak lagi mencari ig, bahkan waktu menggunakan hp pun menjadi sangat berkurang, dan tepat dihari ke 30 ini saya menginstal kembali aplikasi instagram , mari kita evaluasi diri kita dengan media sosial, jangan sampai kita tidak benar benar hidup di dunia nyata.